KENALKAN K3 DI LINGLKUNGAN KAMPUS

Kornelis, S.Ip., MM
Dosen Fakultas Ilmu Komputer

Program Studi Sistem Informasi S1

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sudah saatnya dikenalkan pada dosen, mahasiswa dan karyawan yang melakukan aktifitas sesuai dengan masing-masing fungsinya, baik yang melakukan pekerjaan belajar, maupun pelayanan rutin administrasi akademik di kampus. Setiap aktifitas di lingkungan kampus tidak lepas kemungkinan adanya perilaku tindakan tidak aman maupun kondisi tidak aman yang bersumber dari manusia maupun peralatan yang ada di lingkungan kampus itu sendiri, misalnya terjatuh dari ketinggian, jatuh dari anak tangga, terpeleset, kegiatan di laboratorium, instalasi elektrik, dan lain-lain. Semuanya itu tentu membutuhkan pengendalian dengan mengimplementasikan K3 yang baik setiap menjalankan aktifitas di lingkungan kampus maupun di tempat kerja.

Program Studi Sistem Informasi UNBAJA merupakan salah satu program studi yang berupaya untuk mengimplementasikan K3 di lingkungan program studi secara khusus dan lingkungan universitas secara umum. Mengingat pentingnya K3, maka ilmu dan pengetahuan K3 juga diberikan kepada mahasiswa program studi Sistem Informasi dalam bentuk mata kuliah K3. Hal tersebut bermanfaat bagi mahasiswa agar dalam melakukan kegiatan maupun aktifitas di lingkungan kampus tetap selalu membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Kampus. Selain itu, K3 menjadi bekal bagi mahasiswa program studi Sistem Informasi ketika mahasiswa lulus dan terjun langsung ke dunia kerja maupun industri agar tetap memperhatikan dan mengutamakan K3 di tempat kerjanya.

K3 pertama kali dipopulerkan semenjak terjadinya kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah utara Ukraina-Uni Soviet pada 26 April 1986. Secara ringkas kecelakaan terjadi karena sistem keselamatan yang dimatikan pada saat reaktor menjalani perawatan. Hal ini menyebabkan reaktor berada pada situasi membahayakan hingga akhirnya meledak dan menewaskan 31 orang pekerjanya dan 500.000 orang pekerja memerlukan pemulihan jangka panjang akibat pajanan radiasi. Semenjak kejadian ini, praktisi dan akademisi mulai menyoroti peran organisasi sebagai salah satu penyebab terjadinya major accident (kecelakaan besar). Usaha minimalisasi kecelakaan tidak hanya dilakukan melalui pendekatan teknologi dan sistem namun juga pentingnya pendekatan budaya (behavior, leadership, accountability, attitude) dalam menurunkan tingkat kecelakaan ke level yang lebih rendah.

Terlebih lagi saat ini Indonesia sedang gencar melakukan pembangunan Infrastruktur meliputi pembangunan ruas jalan tol, fasilitas kereta api, jembatan, bendungan serta sarana-prasarana penunjang lainnya. Program pembangunan tersebut harus didukung oleh penerapan K3 agar pelaksanaanya jangan sampai menimbulkan kecelakaan dan penyakit bagi pekerja di area pembangunan tersebut, dan tentunya termasuk juga K3 dilingkungan Kampus tidak kalah pentingnya untuk menjadi perhatian agar sumber-sumber resiko yang timbul sedini mungkin dapat cegah dan dikendalikan.

Untuk mengembangkan budaya keselamatan yang positif di Kampus ada beberapa poin yang harus dilakukan yaitu: merubah sikap dan perilaku, komitmen manajemen, keterlibatan karyawan, Dosen, Mahasiswa, strategi promosi, training & seminar. Implementasi Keselamatan dan kesehatan kerja yang positif memiliki lima komponen:

  1. Komitmen Manajemen terhadap Keselamatan & Kesehatan Kerja.
  2. Perhatian Manajemen terhadap karyawa, Dosen dan Mahasiswa.
  3. Kepercayaan antara Manajemen dengan karyawan, Dosen dan Mahasiswa.
  4. Pemberdayaan Dosen, karyawan dan Mahasiswa.
  5. Pengawasan, tindakan perbaikan, meninjau ulang sistem dan perbaikan secara terus menerus.

Berdakwa dalam pengertian religius mengajak menuju kebaikan, oleh karena itu melalui penulisan artikel ini mengajak untuk selalu membudayakan Keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kampus, dalam rangka untuk mengendalikan dan menghindari terjadinya kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja yang mungkin bisa terjadi dari berbagai sumber-sumber yang ada di lingkungan kampus, baik itu sumbernya dari manusia maupun dari peralatan dan instalsi-instalasi elektrik.

Mari kita mencegah sebelum terjadi. Amin.

Related posts