SERANG – Fakultas Teknik Universitas Banten Jaya (UNBAJA) menegaskan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan Seminar Nasional (Semnas) bukan merupakan syarat wajib kelulusan atau sidang tugas akhir, melainkan bagian dari pengayaan akademik yang bersifat opsional.
Dekan Fakultas Teknik UNBAJA, Anis Masyuroh, menyatakan bahwa informasi yang menyebutkan seminar sebagai syarat kelulusan atau adanya ancaman tidak diluluskan adalah tidak benar dan tidak mewakili kebijakan institusi secara resmi.
“Seminar ini bersifat opsional sebagai sarana pengayaan ilmu pengetahuan. Tidak ada kebijakan kampus yang mewajibkan seminar sebagai prasyarat sidang atau kelulusan,” kata Anis dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).
Ia menjelaskan, kegiatan seminar nasional diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Industri sebagai bagian dari program pengembangan kompetensi dan wawasan mahasiswa, khususnya dalam menyongsong dunia kerja.
Terkait dengan biaya partisipasi sebesar Rp25.000, Anis menegaskan bahwa dana tersebut sepenuhnya digunakan untuk operasional kegiatan seperti honorarium narasumber, konsumsi, serta pencetakan sertifikat peserta.
“Kegiatan ini bukan bentuk komersialisasi. Ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa dan dosen untuk menyelenggarakan forum ilmiah yang terjangkau dan bermanfaat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Anis menambahkan bahwa berdasarkan hasil rapat internal sebelumnya, Seminar Nasional dimaksudkan sebagai penunjang nilai dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), bukan bagian dari kewajiban akademik yang menentukan kelulusan.
“Program studi telah menyampaikan secara terbuka bahwa tujuan seminar adalah untuk memberikan nilai tambah dalam SKPI mahasiswa,” ujarnya.
Pihak universitas pun berharap tidak ada lagi kesalahpahaman di kalangan mahasiswa maupun masyarakat terkait kegiatan ini, dan menegaskan bahwa UNBAJA senantiasa menjunjung tinggi transparansi serta komitmen terhadap kualitas layanan akademik.
Sebelumnya, Fakultas Teknik UNBAJA sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Transformasi Industri Menuju Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan” secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Kegiatan yang berlangsung secara virtual ini diikuti lebih dari 270 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan praktisi teknik dari berbagai perguruan tinggi dan instansi di Indonesia, termasuk dari UPI Bandung, Aceh, Jakarta, dan wilayah Banten.
Rektor UNBAJA, M. Sadely Hanafi, secara resmi membuka acara dan menyampaikan apresiasi atas inisiatif Fakultas Teknik dalam menghadirkan forum akademik berskala nasional.
“Seminar ini merupakan wujud nyata komitmen UNBAJA dalam mendorong literasi pembangunan berkelanjutan dan memperkuat sinergi antarlembaga pendidikan tinggi,” ujar Sadely.
Seminar itu menghadirkan Isvan Taufik, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, yang hadir mewakili Gubernur Banten sebagai pembicara kunci (keynote speaker).
Seminar itu juga menjadi forum strategis untuk pertukaran gagasan, penguatan jejaring akademik, serta dorongan terhadap inovasi di bidang keteknikan.
Dua narasumber utama dalam seminar membawakan materi bertema “Infrastruktur Hijau untuk Masa Depan: Peluang dan Tantangan,” serta urgensi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Dengan demikian, melalui kegiatan ini, Fakultas Teknik UNBAJA menegaskan perannya sebagai jembatan kolaboratif antara akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang inklusif, efisien, dan ramah lingkungan.(*/Nandi)