(Serang, 01/09/2024) Kelompok 1 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) memulai sebuah proyek inovatif yang bertujuan mengubah kotoran kelinci menjadi pupuk kompos untuk mendukung pertanian di Desa Panyabrangan. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen petani setempat dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara efektif.
Proses pembuatan pupuk kompos berlangsung selama dua minggu, dimulai dari tanggal 12 Agustus hingga 25 Agustus 2024. Selama periode ini, Kelompok 1 melakukan beberapa tahapan penting, yaitu:
- Pengumpulan Bahan:
- Kotoran Kelinci: Kotoran ini dipilih karena kandungan nutrisinya yang tinggi, yang sangat bermanfaat untuk pembuatan kompos berkualitas.
- Jerami dan Daun Kering: Digunakan untuk menyeimbangkan rasio karbon dan nitrogen dalam campuran kompos, serta mempercepat proses dekomposisi.
- Cairan EM4: EM4 adalah mikroorganisme efektif yang membantu mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas kompos.
- Molase: Berfungsi sebagai sumber makanan tambahan bagi mikroorganisme yang ada dalam kompos, membantu mempercepat dekomposisi dan meningkatkan kualitas akhir pupuk.
- Pengolahan Awal:
- Campuran Kotoran: Kotoran kelinci dicampur dengan jerami dan daun kering untuk menciptakan campuran yang ideal bagi mikroorganisme.
- Penambahan Cairan EM4 dan Molase: Cairan EM4 dan molase ditambahkan ke campuran untuk mendukung proses fermentasi. EM4 memperkenalkan mikroorganisme yang bermanfaat, sedangkan molase memberikan energi tambahan untuk mikroorganisme.
- Fermentasi dan Pematangan:
Campuran bahan tersebut disusun dalam tumpukan atau wadah kompos. Selama periode fermentasi, tumpukan dibalik secara rutin dan diairi untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan proses dekomposisi yang optimal. - Penyaringan dan Pengemasan:
Penyaringan: Setelah proses fermentasi selesai, kompos disaring untuk menghilangkan bahan yang tidak terurai dan memastikan kualitas pupuk.
Pengemasan: Kompos siap pakai dikemas dalam kantong untuk didistribusikan kepada warga.
Pada tanggal 1 September 2024, pupuk kompos yang telah jadi didistribusikan kepada warga Desa Panyabrangan. Pendistribusian dilakukan melalui masing-masing RT di kampung-kampung desa untuk memastikan bahwa setiap rumah mendapatkan bagian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas tanah di Desa Panyabrangan dan meningkatkan hasil panen petani setempat. Dengan mengoptimalkan penggunaan kotoran kelinci sebagai pupuk, proyek ini juga berkontribusi pada upaya keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien. Kelompok 1 KKM berharap bahwa hasil dari proyek ini dapat menjadi contoh bagi inisiatif serupa di daerah lain dan berkontribusi pada pertanian yang lebih berkelanjutan di masa depan.