Stunting masih menjadi sebuah isu yang sering dibahas dalam dunia kesehatan di Indonesia, hal ini tak lepas dari masih cukup tingginya angka stunting, Di Provinsi Banten, prevalensi stunting mencapai 24 persen, lebih tinggi dari angka nasional. Artinya, 24 dari 100 balita di Banten mengalami stunting. Angka ini merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa dan sudah melampaui batas 20 persen yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk memberikan informasi yang tepat bagi para orangtua yang memiliki anak usia balita, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Banten Jaya berkolaborasi dengan YAKESMA Provinsi Banten menyelenggarakan kegiatan pengabdian Masyarakat dengan tema “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Untuk Penurunan Stunting” di Desa Kupahandap, Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada tanggal 17 Desember 2024.
Kegiatan pengabdian masyarakat dibuka oleh Kepala Desa Kupahandap yaitu Bapak Firdaus.,S.Sy. yang berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan stunting di desa Kupahandap, “saya sangat mengapresiasi kegiatan pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan oleh FEBIS UNBAJA dan YAKESMA Provinsi Banten, sehingga bisa membantu kami dalam mencegah stunting di desa kupahandap” ujarnya.
Dekan FEBIS UNBAJA, Ibu DR. Anis Masyruroh,. ST.,M.T dalam sambutannya mengatakan “kegiatan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Dosen FEBIS UNBAJA terhadap permasalahan stunting di provinsi Banten, terutama Kabupaten Pandeglang yang merupakan salah satu daerah di Provinsi Banten yang memiliki angka stunting yang tinggi”. Kepala Desa Kupahandap mengatakan “
Ketua pelaksana kegiatan pengabdian ini menjelaskan “anak-anak harus mendapatkan gizi yang cukup untuk dapat memiliki tumbuh kembang yang optimal sehingga dapat menjadi generasi emas pada tahun 2045 di Indonesia”.
Dalam kegiatan pengabdian Masyarakat ini, menghadirkan narasumber yang merupakan ahli dalam bidang kesehatan dan ekonomi, yaitu Ibu Nia Kurnitillah, SKM.,M.KM dan Bapak Chotibul Umam, S.Pd.,M.Par. Nia menjelaskan “stunting merupakan salah satu isu kesehatan pada balita yang memerlukan perhatian dan Kerjasama seluruh anggota keluarga, karena permasalahan ini dimulai saat remaja tidak memiliki gizi yang cukup, sehingga Kalau remaja tersebut tumbuh dengan sehat, itu akan sangat berkontribusi pada kondisi penurunan atau pencegahan stunting, sebab yang namanya stunting itu tidak hanya dimulai sejak ibu hamil saja,” terangnya.
Chotibul Umam menambahkan pemenuhan zat gizi keluarga tidak terlepas dari kemampuan finansial ekonomi keluarga, sehingga memerlukan kepedulian seluruh elemen Masyarakat untuk membantu menyelenggarakan kegiatan yang membekali Masyarakat kurang mampu dengan keahlian dan keterampilan tambahan agar dapat menjadi sumber pendapatan keluarga, misalkan pemanfaatan keadaan alam sekitar yang dapat dijadikan destinasi wisata alam. “Di Desa Kupahandap ini banyak potensi wisata yang dapat digali dan dijadikan destinasi wisata, ditambah dengan keberagaman adat istiadat setempat dan kuliner khas yang dapat dikemas menjadi sebuah paket wisata lengkap yang dapat menarik minat wisatawan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Masyarakat setempat” ujarnya.