Pada tanggal 14 Agustus 2024, Desa Pasir Kembang, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, menjadi saksi dari sebuah inisiatif penting yang diharapkan dapat mengubah wajah pertanian lokal. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah organik, diadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik padat dan cair. Kegiatan ini menghadirkan Linardita Ferial, S.T., M.KM seorang ahli dalam bidang ekonomi pertanian dan pengembangan masyarakat, sebagai pemateri pertama, dan Lona Noviani, SE., MM sebagai pemateri kedua untuk memaparkan strategi pemasaran kompos.
Pertanian merupakan sektor utama yang menopang perekonomian Desa Pasir Kembang. Mayoritas penduduk desa ini adalah petani yang mengandalkan hasil bumi sebagai sumber penghasilan utama. Namun, tantangan dalam meningkatkan produktivitas dan menjaga kesuburan tanah sering menjadi kendala yang dihadapi para petani. Dengan latar belakang ini, sosialisasi pembuatan pupuk organik dan cair dirancang untuk memberikan solusi praktis dan berkelanjutan bagi para petani di desa tersebut.
Linardita Ferial memulai sosialisasinya dengan menjelaskan pentingnya penggunaan pupuk organik dalam pertanian. “Penggunaan pupuk organik tidak hanya menjaga kesuburan tanah, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil panen. Pupuk organik dapat membantu memulihkan kondisi tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan dan mengurangi biaya produksi pertanian,” jelasnya.
Dalam sesi praktis, Linardita memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara membuat pupuk organik padat dan cair dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar desa. Ia menjelaskan bahwa limbah pertanian, seperti jerami, dedaunan, dan sisa tanaman, bisa diolah menjadi pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Proses ini tidak hanya mengurangi limbah yang terbuang, tetapi juga menghasilkan pupuk yang lebih ramah lingkungan.
Untuk pembuatan pupuk cair, Linardita menjelaskan penggunaan bahan-bahan seperti kotoran hewan, sisa sayuran, dan air kelapa. Ia menunjukkan cara mencampur bahan-bahan tersebut dalam takaran yang tepat, kemudian memfermentasinya selama beberapa minggu untuk mendapatkan pupuk cair yang berkualitas. “Pupuk cair memiliki keunggulan dalam mempercepat penyerapan nutrisi oleh tanaman dan bisa diaplikasikan langsung ke daun dan akar,” tambahnya.
Linardita juga menekankan bahwa pembuatan pupuk organik dan cair memiliki manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani. Dengan memproduksi pupuk sendiri, para petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya terus meningkat. Selain itu, penggunaan pupuk organik yang berkelanjutan juga dapat meningkatkan hasil panen dalam jangka panjang, sehingga memberikan keuntungan ekonomi yang lebih besar.
Dari sisi lingkungan, Linardita menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik dapat membantu mengurangi polusi tanah dan air yang sering disebabkan oleh pupuk kimia. “Dengan beralih ke pupuk organik, kita tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga mewariskan tanah yang subur bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Materi kedua mengenai strategi pemasaran untuk kompos yang sudah diproduksi yang dipaparkan oleh Lona Noviani,SE., MM., beliau memaparkan tentang pentingnya pemanfaatan sosial media untuk membantu pemasaran kompos yang dibuat. ”Era digitalisasi pada saat ini memudahkan kita untuk memasarkan produk tanpa terbatas ruang, sehingga kita bisa memanfaatkan media sosial, atau E Commerce yang tersedia untuk memasarkan produk ke pasar yang lebih luas” ujar Lona.
Sosialisasi ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Desa Pasir Kembang. Banyak petani yang tertarik untuk mulai mempraktikkan pembuatan pupuk organik dan cair setelah melihat potensi manfaatnya. “Saya merasa ini adalah solusi yang tepat bagi kami untuk meningkatkan produktivitas tanpa harus bergantung pada pupuk kimia yang mahal,” kata salah satu peserta.
Kepala Desa Pasir Kembang, Saepudin, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Ia berharap agar para petani di desanya bisa menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari sosialisasi ini untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. “Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap Desa Pasir Kembang dapat menjadi contoh desa yang berhasil menerapkan pertanian berkelanjutan,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini, pemerintah desa bersama Lona Noviana merencanakan program pelatihan lanjutan untuk memastikan bahwa para petani benar-benar memahami dan dapat mengimplementasikan teknik pembuatan pupuk organik dan cair. Program ini akan melibatkan kelompok-kelompok tani di desa dan dilaksanakan secara berkala.
Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, diharapkan Desa Pasir Kembang dapat menjadi desa yang mandiri dalam hal produksi pupuk dan mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya. Semangat inovasi dan keberlanjutan yang ditanamkan dalam sosialisasi ini diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan di Desa Pasir Kembang.