UNBAJA (9/3) Kapodi Teknik Lingkungan UNBAJA, Ade Ariesmayana membuka acara Pelatihan Hidroponik, kegiatan yang digelar oleh Teknik Lingkungan ini dihadiri oleh SLTA se-Kota Serang dan mahasiswa UNBAJA.
Pada sambutannya Ade berharap adanya pelatihan ini dapat menciptakan generasi-generasi muda yang mau berwirausaha. Lulusan UNBAJA tidak harus selalu bekerja di dunia Industri saja tetapi juga dapat menjadi pengusaha dengan konsep technopreneurship atau lainnya. Sebagai contoh Ryan adalah satu lulusan UNBAJA yang lebih memilih menjadi pengusaha hidroponik daripada menjadi pekerja di dunia industri.
“Di Prodi Teknik Lingkungan UNBAJA sendiri bukan hanya saja membekali mahasiswa dengan hardskill tetapi juga memberikan pembekalan softskill salah satunya mendorong mahasiswa memiliki jiwa entrepreneur. Pada prodi kami juga telah memiliki berbagai produk, tidak hanya hidroponik tetapi juga produk karboling yaitu salah satu cipta Inovasi Mahasiswa UNBAJA yang terbuat dari minyak jelantah dan diolah menjadi pembersih.
Tidak hanya itu saja, mahasiswa teknik lingkungan juga telah berinovasi membuat makanan stik dari sayur-sayuran hidroponik.”, Ungkap Ade.
Kabag kamahasiswaan Indra Gunawan mengatakan, kegiatan ini diharapkan sebagai ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman agar Peserta pelatihan dapat termotivasi untuk mempunyai gagasan dan ide baru dalam menyikapi Era Industri 4.0. Hal ini menuntut kita untuk selalu berinovasi dengan mencari sesuatu hal yang baru. Maka dengan adanya pelatihan hidroponik ini, merupakan sesuatu hal baru yang dilakukan mahasiswa Teknik Lingkungan UNBAJA.
“Saya berharap peserta yang diberikan pelatihan ini dapat mengimplementasikannya di rumah masing-masing dan saat sudah berhasil diharapkan dapat melakukan dan menemukan inovasi baru lainnya”, ujar Indra.
“Ketua pelaksana kegiatan, Irsyad memaparkan, Peserta pelatihan hidroponik yang hadir saat ini ada kurang lebih 50 peserta yang ditargetkan untuk peserta tingkat STLA Sederajat se-Kota Serang. Pelatihan tentang hidroponik menghadirkan salah satu alumni UNBAJA tahun 2018 yang telah sukses berwirausaha.
Lebih lanjut Irsyad mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengenalkan usaha hidroponik, dengan menghadirkan Ryan sebagai enterpreneur muda yang merupakan alumni UNBAJA yang telah sukses berbisnis hidroponik dan untuk memberikan motivasi dan dapat mengikuti jejak Ryan menjadi pengusaha sejak dini salah satunya dengan menggeluti usaha hidroponik.. Tema pada kegiatan ini adalah Pelatihan Hidroponik Berbasis Lingkungan dengan Mewujudkan Bajapreneur.
Pada paparannya, Ryan Syarif Hidayatullah, pemilik dari Ryan Farm menjelaskan, istilah hidroponik (hydroponics) sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1937 oleh Dr. William Frederick Gericke dari Universitas California, USA. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Suasana Pelatihan dengan praktek langsung cara penanaman tanaman hidropnik (doc-humas)
Ryan juga menjelaskan bahwa dirinya sudah memiliki pelanggan tetap dari hasil produk hidroponiknya baik rumah makan maupun kelompok rumah tangga dan sudah memiliki omset bulanan yang cukup menjanjikan.
“Bagi generasi muda saat ini saya berharap dapat mengembangkan berbagai potensi terutama produk dan jasa yang memang dibutuhkan masyarakat”, Ujar Ryan. (dini/TAM)