Mahasiswa Semester 6 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Banten Jaya, menggelar Pementasan Drama berjudul The DUPSS (Designated Ugly Poor Stupid Student) yang diselenggarakan di Auditorium UNBAJA Kampus 1, Ciwaru Jum’at Malam (26/12/2018).
Hendra, M.Pd Dosen Pengampu Mata Kuliah Study of Drama mengatakan, pementasan drama ini merupakan bagian dari proses pembelajaran agar mahasiswa dapat lebih mengenali karakter diri, melatih penggunaan bahasa Inggris dan paham akan seni teater.
Lebih lanjut Hendra menjelaskan semua peran yang ditampilkan sangat dijiwai mahasiswa dikarenakan mereka membuat sendiri mulai dari naskah drama, alur cerita sampai script dialognya. sehingga mereka sangat memahami alur ceritanya.
“kedepan saya akan mencoba terobosan baru dengan membuat UKM TEATER karena saya lihat banyak dari mahasiswa UNBAJA yang memiliki bakat yang harus digali,“ ujarnya.
Sementara Ida Nuraida selaku Dosen PBI mengatakan dimasa datang mahasiswa saat ini akan terjun sebagai tenaga pendidik sehingga harus mampu mengimplementasikan llmu yang sudah di dapatkan selama di bangku kuliah. Saat itulah sebagai pendidik harus mampu memahami karakter siswa, karena dapat dipastikan setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda.
Pada bagian lain, Riki Gunawan salah satu pemain utama mengatakan drama ini secara keseluruhan dipersiapkan dan dilaksanakan mahasiswa, karena sebelumnya sudah dibekali berbagai teori dasar tentang Drama. Banyak hal yang dapat kami pelajari dari Mata Kuliah Study of Drama ini, tidak hanya sekedar teori tetapi juga melatih mental dan keilmuan agar benar-benar siap ketika sudah menjadi tenaga pengajar nanti, pungkasnya.
Drama itu sendiri menceritakan kasus yang sering terjadi di dunia pendidikan dimana sering timbul pengintimidasian (bullying) yaitu penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik.
Kondisi tersebut dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, biasa atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Adapun Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan kerja. (yahya/TAM)