Kunjungan Field Trip “Visit to Banten” Mahasiswa Teknik Sipil UNBAJA

Serang, Selasa, 30 April 2024. Kunjungan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Banten Jaya ke Musium Negeri Banten dan Musium Situs Kepurbakalaan dan beberapa situs yang berada di wilayah Banten, dimana hal ini merupakan materi pembelajaran dari mata kuliah Ilmu Sosial  dan Budaya Dasar yang termasuk ke dalam Studi Kebantenan, dimana dosen pengampunya adalah Ir. Hj. Euis Amilia S.P., S.Pd.I., M.I.L., dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Dr. Anis Masyruroh S.T., M.T. Banten termasuk kaya dengan peninggalan sejarah dari zaman megalitik sampai penjajah Jepang, Ragam peninggalan di sana mencerminkan tingginya peradaban nenek moyang, luasnya pergaulan orang Banten sampai di tingkat internasional dengan rasa toleransi begitu tinggi antaretnis dan agama saat itu.Peninggalan Sejarah dan Purbakala (PSP) Banten yang berada di Kawasan Keraton Banten, diantaranya Keraton Surosowan. Kawasan seluas empat hektar yang dikelilingi benteng setinggi dua meter itu menyisakan bekas bangunan, seperti pintu gerbang keraton berbentuk bulat, kolam pemandian, hingga sistem saluran air dalam keraton. Keindahan istana akan nampak terlihat jika mata kita alihkan kesuatau objek Tiga tangga istana yang berbentuk setengah lingkaran dari batu bata dan pemandian Roro Denok yang sampai sekarang masih mengeluarkan air menjadi bukti keindahan Keraton Surasowan.benten-surosowan. Kemajuan peradaban juga bisa disaksikan dari sisa bangunan di sanam begitu juga dengan Benteng Speelwijk yang merupakan symbol kekuasaan Belanda di wilayah Banten setelah Sultan Haji menjalin kerjasama dengan VOC. Keberadaan benteng ini semakin mengokohkan posisi Belanda dalam usaha memonopoli perdagangan lada dan merica dari Lampung Selatan. Benteng ini digunakan sebagai basis pertahanan dan pemukiman orang-orang Belanda di Banten. Keraton Kaibon dibangun sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah. Hal ini dikarenakan Sultan Syafiudin sebagai Sultan Banten ke-21 pada saat itu masih berusia 5 tahun. Nama kaibon sendiri dipastikan diambil dari kata “keibuan” yang berarti bersifat seperti ibu yang lemah. Menurut Euis Amilia sebagai Dosen Pengampu, hal ini sangatlah penting untuk menambah wawasan dan Ilmu Pengetahuan dalam sejarah Kebantenan.

Related posts