Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Banten Jaya Kelompok 20 Melakukan Observasi Terkait UMKM

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Banten Jaya Kelompok 20 Melakukan Observasi UMKM di Desa Pudar, Kecamatan Pamarayan Jumat (09/08/24)

Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bagi mahasiswa tidak hanya memberikan pengalaman langsung di masyarakat, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengamati dan memahami kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di lingkungan sekitar. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana observasi terhadap UMKM dapat menjadi bagian penting dalam kegiatan KKM.

UMKM merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Melalui kegiatan KKM, mahasiswa memiliki kesempatan unik untuk terjun langsung ke dalam lingkungan masyarakat dan melihat kondisi UMKM secara nyata. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan, potensi, dan peluang pengembangan bagi UMKM di daerah tersebut.

Observasi UMKM dalam kegiatan KKM dapat memberikan manfaat, antara lain:

  1. Memahami Dinamika Bisnis UMKM: Mahasiswa dapat mempelajari proses bisnis, permasalahan, dan strategi yang diterapkan oleh pemilik UMKM dalam menjalankan usahanya.
  2. Mengidentifikasi Peluang Pengembangan: Melalui pengamatan, mahasiswa dapat menemukan potensi dan peluang untuk pengembangan UMKM, baik dari segi produk, layanan, pemasaran, maupun aspek lainnya.
  3. Merumuskan Solusi Berbasis Kebutuhan Riil: Observasi UMKM dapat membantu mahasiswa untuk merumuskan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM di daerah tersebut.
  4. Menjalin Kemitraan dan Kolaborasi: Interaksi dengan pemilik UMKM selama KKM dapat membangun hubungan yang saling menguntungkan, seperti kemitraan dalam pengembangan produk atau layanan.

Langkah-langkah Observasi UMKM dalam Kegiatan KKN

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengamati UMKM selama kegiatan KKM:

  1. Identifikasi UMKM: Mulailah dengan mengidentifikasi UMKM yang ada di lingkungan sekitar lokasi KKM. Catat informasi dasar seperti jenis usaha, produk atau layanan, dan jumlah tenaga kerja.
  2. Wawancara dengan Pemilik UMKM: Lakukan wawancara dengan pemilik atau pengelola UMKM untuk memahami lebih dalam tentang profil usaha, tantangan yang dihadapi, strategi, dan rencana pengembangan.
  3. Analisis Kondisi UMKM: Amati dan analisis kondisi UMKM, mulai dari aspek produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, hingga teknologi yang digunakan.
  4. Identifikasi Potensi dan Permasalahan: Catat potensi-potensi yang dapat dikembangkan oleh UMKM, serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan membutuhkan solusi.
  5. Perumusan Rekomendasi: Berdasarkan hasil observasi, rumuskan rekomendasi yang dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  6. Kolaborasi dan Implementasi: Lakukan kolaborasi dengan pemilik UMKM untuk mengimplementasikan rekomendasi yang telah dirumuskan, sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.

Dengan mengamati UMKM secara langsung, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM di daerah tersebut. Temuan dari observasi ini dapat menjadi masukan berharga bagi pihak terkait, seperti pemerintah daerah atau lembaga pendukung UMKM, untuk merumuskan program dan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

Related posts