KSR PMI UNBAJA, Seminar dan Simulasi Kampus Siaga Bencana

Seminar dan simulasi Kampus Siaga Bencana, yang diprakarsai KSR PMI Unit UNBAJA dengan mengusung tema “Kenali ancamannya, minimalisir risikonya” di Auditorium Universitas Banten Jaya. Rabu, 26/12/18.

Menghadirkan dua narasumber yaitu dari  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sutiyono, S.Si yang juga kepala bidang data dan informasi balai besar Wilayah II dan narsumber lainnya dari Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Serang Joni Setiawan..

Pada sambutan Komandan KSR Unit UNBAJA menjelaskan, acara seminar ditargetkan kepada mahasiswa dan KSR UNBAJA sebagai sarana pengetahuan bagaimana tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana, khususnya bencana alam.

“Harapan dari seminar ini dapat menjadi pemahanan bagi mahasiswa UNBAJA serta dapat mengaplikasikan pada saat penanganan terhadap korban bencana”, Ujar Najdi.

Sementara Chotibul Umam Selaku pembina unit KSR UNBAJA pada sambutannya mengharapkan, kompetensi pengetahuan mengenai mitigasi bencana tidak hanya dimiliki oleh anggota KSR yang tetapi juga mahasiswa yang belum tergabung dengan KSR memiliki pengetahuan dalam mitigasi bencana.

Umam juga meminta kepada BMKG untuk memberikan wawasan kepada peserta sehingga dapat memiliki persiapan lebih baik dalam melakukan tindakan preventif”, Ujar Umam.

Umam juga mengharapkan, untuk mahasiswa UNBAJA terutama jurusan Teknik Sipil untuk dapat berinovasi dalam membuat rancang bagunan yang kokoh tahan gempa, atau adanya upaya penanaman penanaman mangrove bagi prodi teknik lingkungan demikian haklnya dengan prodi Teknik Industri bisa membuat suatu produk industri tahan gempa serta mahasiswa FKIP dapat mengedukasi masyatakat tentang penanganan bencana.

simulasi penanganan bencana

Pada paparan narasumber, Sutiyono menjelaskan, bencana terdiri dari 5 jenis yaitu Geology, Hidro-meteorology, Biologi, Teknologi, Lingkungan dan Sosial. Adapun potensi bencana di wilayah Provinsi Banten dan Jabar yaitu, gempa bumi dan tsunami, tanah longsor, gunung berapi, banjir, kekeringan, angin puting beliung dan kebakaran. Adapun jenis-jenis gempa bumi adalah Gempa bumi tektonik, vulkanik, reruntukan dan buatan dengan mekanisme terjadinya gempa bumi foreshock, mainshock dan aftershock”, Ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan, “Indonesia merupakan negara yang rawan tsunami terutama kepulauan yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng antara barat Sumatra, Selatan Jawa dan Bali, Utara Irian Jaya, Barat Timur Utara Sulawesi dan Timur Kalimantan. Tsunami di Indonesia juga umumnya tsunami lokal, dimana waktu antara gempa bumi dan datangnya gelombang tsunami antara 20-30 menit”, Ujar Sutiyono.

“Maka apabila sedang didalam ruangan lindungilah bagian kepala dan badan dari reruntuhan bangunan, menghindar dari bangunan disekitar seperti gedung, pohon dan lain-lain. Segera keluar dari kendaraan mobil, jauhi pantai dan menuju tempat paling tinggi  serta hindari daerah yang mungkin terjadi longsor, tidak panik dan tetap tenang. Pastikan menghindari berita Hoak dengan menyimak informasi resmi terkait gempa susulan dari media cetak maupun elektronik”, Ujarnya.

Joni selaku relawan dan juga narasumber kedua pada acara seminar juga menjelaskan pengertian Mitigasi bencana yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang penyelenggaraan penanggulangan Bencana).

Mitigasi bencana juga bertujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, sebagai landasan, meningkatkan pengetahuan serta mengurangi dampak atau resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan  aman”, tuturnya.

Acara Seminar juga dihadiri oleh pengurus PMI Kota Serang Ubaidillah serta skaligus membuka acara seminar. (dini/TAM)

Related posts