FGD Sinergi PLN Indonesia Power Unit 8 dan LPPM UNBAJA untuk Pemulihan Pasca Bencana di Desa Wisata Padarincang

Serang,16 April 2025

Dalam upaya pemulihan pascabencana banjir bandang tanggal 17 Maret 2025 yang melanda wilayah Padarincang, Kabupaten Serang, PT PLN Indonesia Power (IP) unit 8 Suralaya, bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Banten Jaya (UNBAJA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sinergi Bersama Warga untuk Bangkitkan Desa Wisata Padarincang”. Kegiatan yang berlangsung di area terdampak ini dihadiri oleh Senior Manajer PT PLN IP unit 8, Trisno Widayat beserta jajarannya, kepala desa Padarincang, Iyus Pariyadi, ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Macan Ketawa, Acep Mahudin, tokoh masyarakat, serta akademisi UNBAJA Frebhika Sri Puji Pangesti, Telly Rosdiyani. FGD ini bertujuan untuk menyusun strategi kolaboratif dalam rangka menghidupkan kembali sektor pariwisata berbasis masyarakat yang lumpuh akibat banjir bandang. “PLN IP unit 8 hadir tidak hanya untuk memastikan pasokan listrik, tetapi juga turut andil dalam memulihkan semangat dan perekonomian masyarakat lokal melalui program CSR, kami berharap dapat mendorong pembangunan desa wisata berkelanjutan, terutama di sektor wisata alam yang menjadi andalan Desa Kacida,” ujar Trisno Widayat dalam sambutannya. Salah satu dosen UNBAJA, Chotibul Umam, turut terlibat langsung sebagai pendamping desa wisata, membuktikan bahwa peran akademisi sangat penting dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan riil masyarakat jelasnya. Melalui FGD ini, diharapkan tercipta rencana aksi bersama yang konkret, mulai dari perbaikan infrastruktur ringan, promosi wisata, pelatihan bagi pelaku usaha wisata lokal, hingga dukungan sarana dan prasarana yang menunjang kebangkitan ekonomi desa. Dalam kegiatan tersebut, para peserta FGD juga melakukan kunjungan langsung ke titik-titik wisata yang terdampak banjir, termasuk jalur tracking dan area pemandian alami. Ketua Pokdarwis, Acep Mahmudin, menyampaikan apresiasinya atas perhatian yang diberikan. “Kami sangat bersyukur karena tidak dibiarkan berjalan sendiri. Harapannya, program ini benar-benar mampu mengangkat kembali potensi wisata Kacida dan membuka lapangan kerja bagi warga,” katanya. Diskusi lapangan ini dimaksudkan agar seluruh pihak bisa melihat secara langsung kondisi eksisting dan menentukan langkah prioritas dalam proses pemulihan. (TR).

Related posts