Pameran teknologi Trenchless pertama kalinya digelar di Indonesia, setelah tahun 2018 lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Trenchless Asia 2019 merupakan suatu event konferensi dan pameran yang telah memiliki reputasi baik se-Asia. Aca ini digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 17-18 Juli 2019. Pameran Trenchless Asia 2019 ini diikuti oleh lebih kurang 30 negara dari Eropa, Amerika, dan Asia,
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Banten Jaya berkesempatan mengunjungi Trenchless Asia 2019. Kaprodi Teknik Sipil, Telly Rosdiani mengatakan pada acara tersebut terdapat 22 materi dengan menampilkan pembicara ahli lokal dan internasional. Pemberi materi lokal yang melibatkan akademisi diantaranya dari KNIBB Universitas Trisakti, Universitas Pelita Harapan , ITB, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Tarumanagara, serta Podomoro University. Dalam kesempatan itu peserta boleh mengikuti beberapa seminar yang dipilihnya selama waktunya tidak bersamaan. Salah satu seminar yang diikuti oleh dosen Teknik Sipil UNBAJA adalah Aplikasi Artifical Intelligence (AI) untuk pelaksanaan microtunneling yang disampaikan oleh Tri joko wahyu Adi dari Institut Teknologi Sepuluh November. Microtunelling adalah sebuah proses pembangunan terowongan kecil yang menggunakan mesin bor (Microtunnel Boring Machines, MTBM) dan dikombinasikan dengan teknik jacking pipa (teknik dalam usaha pemasangan pipa dengan mendorong pipa pra-cetak ke dalam tanah dari sebuah lubang vertikal/pit) untuk memasang pipa di bawah tanah dalam sekali driving. Proses ini dilakukan dengan tujuan menghindari melakukan galian terbuka untuk memasang pipa yang dapat mengakibatkan gangguan ekstrem pada lingkungan pada struktur atas atau permukaan. Di seluruh dunia saat ini, microtunneling telah digunakan untuk memasang pipa dari yang berukuran 20 sentimeter hingga 3 meter sehingga definisi dari mikro di dalam kata microtunneling sudah tidak menunjukkan ukurannya lagi yang membedakannya dari proses pemasangan pipa lainnya adalah metode microtunneling sudah tidak lagi memerlukan orang yang rutin bekerja di dalam terowongannya.
Lebih lanjut Telly mengatakan, pekerjaan ini biasa dilakukan untuk keperluan pemasangan sarana utilitas contohnya pipa gas, air dan kabel listrik dengan menggunakan Aplikasi Artifical Intelligence (AI) dapat memudahkan pengerjaan, yang biasa penggunaannya pada lokasi pengembangan kota pesat atau daerah yang sensitif yang sehingga dapat meminimalisir dampak kerusakan lingkungan dan dampak sosial dalam arti kata ramah lingkungan.
Telly juga mengatakan kegiatan ini dapat menjadi bagian dari pengayaan bagi para dosen teknik sipil untuk selalu update terhadap teknologi infrastruktur sehingga dapat lebih optimal dalam pelaksanaan kegiatan belajar menagjar mahasiswa di UNBAJA.
Dosen-dosen Program Studi Teknik Sipil yang mengikuti acara tersebut yaitu Bambang Hariyanto, Gunawan Noor, Nila Prasetyo Artiwi, Euis Amilia dan Telly Rosdiyani. (telly/TAM)