English for Tourism UNBAJA, kunjungi Kota Tua

Jakarta (7/7) Mahasiswa semester 4 Prodi Bahasa Inggris UNBAJA mengadakan Tour  yang dilaksanakan di beberapa tempat diantaranya  Museum Nasional Monumen Nasional  dan Kota Tua Minggu (07/08/2019). Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Mata Kuliah English for Tourism.

Pengampu mata kuliah English for tourism, Chotibul Umam mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan mengenai berbagai sejarah Indonesia dengan mengunjungi Monumen Nasional.

“Ini sangat penting, ketika  nanti mereka sudah lulus dan terjun langsung ke dunia Pendidikan mereka sudah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk diamalkan kepada para peserta didiknya dan dapat menjadi suatu keharusan untuk dapat mengunjungi Museum Nasional sehingga memahami warisan budaya bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa Indonesia”, ujar nya.

Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Museum Nasional yang di pandu oleh pemandu Museum Nasional, Insanul Indra yang  menjelaskan Museum Nasional merupakan museum terbesar di Indonesia bahkan Asia tenggara yang luasnya 26.500 M² ini di bagi menjadi dua Gedung yang Gedung  pertama sudah Ada sejak tahun 1868 dari pemerintah Hindia Belanda dan Gedung ke dua tahun 2007 yang di resmikan langsung oleh Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Lebih lanjut Insanul mengatakan, museum ini mempunyai koleksi paling banyak di Indonesia jumlahnya sekitar 169.000 jenis koleksi yang di bagi kedalam 7 (tujuh) jenis koleksi. Koleksi pertama, prasejarah yang dengan berkaitan manusia purba. kedua, koleksi arkeologi yang berkaitan dengan kerajaan Hindu Budha. Ketiga, koleksi relief sejarah yang berkaitan tentang peninggalan penjajahan di Indonesia abad ke 16 hingga 20. Keempat, koleksi Etno graphy yang berkaitan langsung dengan suku bangsa, budaya Indonesia. Kelima, koleksi Numismatik dan Heraldik yang berkaitan tentang mata uang. Keenam, koleksi keramik dan ketujuh adalah koleksi alat-alat astronomi.

Tempat kedua yang dikunjungi yaitu Monumen Nasional (Monas) dan tempat terakir yaitu Kota Tua sekaligus tempat untuk simulasi Tourism.

Menurut salah satu mahasiswa, Septian Tri Nuradi, sangat senang mengikuti tour ini karena biasanya hanya belajar di kelas. Dengan praktek langsung di lapangan seperti ini bisa belajar banyak berkomunikasi dengan native speaker. Meskipun merasakan gugup saat bertemu dengan touris

“sebelum  simulasi dimulai terlebih dulu pemandu Tour Wiria sumantara memberikan tip dan trik menjadi tour guide yang baik dan benar serta professional. Saya sangat senang selain bisa mengenal sejarah Indonesia Juga  menambah Ilmu wawasan dan pengalaman baru,” pungkasnya. (yahya/UMAM)

Related posts